Pengikut

Senin, 20 Mei 2013

Awas Makanan Haram : Bermacam Produk Dari Babi
Bismillaah, Ar-Rahmaan, Ar-Rahiim
Sesungguhnya, segala pujian adalah untuk Allah, Tuhan seluruh 'alam. Dia-lah yang telah mencipta dan memelihara kita hingga seperti sekarang ini. Dia-lah yang menyediakan seluruh kebutuhan kita dan Dia-lah juga yang Maha Tahu tentang segala hal yang kita butuhkan dan juga yang berbahaya bagi kita.
image.Maka Dia mengutus para Rasul-Nya agar menjadi tauladan bagi kita manusia. Dia juga yang Maha Tahu tentang segala makanan yang dilarang bagi kita untuk memakannya. Marilah kita coba dengan sekuat mampu kita agar selalu menjauhi segala larangan-Nya dan melaksanakan apa saja yang disuruh-Nya. Sebagai sambungan dari mail-mail sebelumnya, berikut ini kami sampaikan bagian ke 3 dari serial "Awas Makanan Haram", mudah-mudahan dapat menjadi semacam peringatan bagi kita umat Islam. Kali ini, kita ketengahkan tentang "Bermacam produk yang dibuat daripada Babi".

Semoga bermanfaat dan semoga Allah menambahkan barakah-Nya kepada setiap karunia yang kita terima. As-Salaamun alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh. (Syaifuddin Ma'rifatullah - Aceh)

KEMANA PERGINYA SI BABI

Berkat kemajuan kemajuan teknologi, kehidupan manusia makin mudah. Misalnya, Teknologi pangan terapan mampu menciptakan berbagai bahan pangan yang praktis, mudah, dan enak dengan berbagai variasinya. Namun, untuk mendapatkannya, kadang-kadang diperlukan bahan penolong yang memiliki sifat khusus. Untuk membuat tekstur gel, misalnya, diperlukan bahan tambahan berupa gelatin.

Gelatin adalah salah satu bentuk protein yang mampu memberikan tekstur kenyal. Sifat ini banyak dibutuhkan dalam pembuatan berbagai bahan makanan, seperti kembang gula, agar-agar, permen karet, dan makanan berbentuk gel lainnya. Sayangnya, bahan baku pembuatan gelatin yang paling baik sampai saat ini adalah limbah babi potong, apatah tulang atau kulitnya.

Karena teknologi pembuatan gelatin pertama kali muncul di Barat, maka bahan baku babi tidak jadi soal. Bahkan secara ekonomis, bahan babi memberikan banyak keuntungan, karena murah, mudah didapat dan suplainya kontinyu. Masalahnya menjadi lain, ketika bahan-bahan tersebut mulai merasukinya negeri-negeri Muslim seperti Indonesia. Masyarakat Islam tidak akan membiarkan babi tersebut mencampuri makanan mereka. Namun karena bahan ini sudah diolah sedemikian rupa, mengakibatkan orang Islam sendiri kurang menyadari bahwa yang dikunyah tiap hari adalah bahan yang mungkin diharamkan keyakinannya.

Hampir seluruh bagian dalam tubuh babi merupakan pilihan terbaik sebagai bahan tambahan (food additive). Berikut kemungkinan penggunaan babi:

Lemak Babi

Bagian babi yang cukup banyak dimanfaatkan adalah lemak (lard dan pork tallow). Sejak zaman dulu, orang-orang Yahudi telah memanfaatkan lemak babi untuk mengecat perahu, menghaluskan kulit dan untuk penerangan lampu.

Sebagaimana diungkapkan shahabat Jabir r.a., bahwa Rasul pernah berkata: "Allah mengharamkan penjualan (dan pembelian) arak, bangkai, dan babi". Seorang shahabat bertanya: "Ya Rasulullah, bagaimana dengan lemak babi? Ia dapat digunakan untuk mengecat perahu, menghaluskan kulit dan digunakan pula untuk penerangan (lampu)". Beliau menjawab: "Allah melaknat orang-orang Yahudi. Allah mengharamkan mereka makan lemak babi, tetapi mereka mengumpulkannya lalu menjualnya dan makan harganya". (Diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, dan Ashabussunan).

Lemak yang dimanfaatkan dalam pembuatan kue dan cake yang panggang, dikenal sebagai shortening. Shortening adalah lemak padat yang mempunyai sifat plastis dan kestabilan tertentu, dan umumnya berwarna putih hingga sering disebut mentega putih. Fungsinya, untuk memperbaiki cita rasa, struktur, tesktur, keempukan dan meperbesar volume kue/roti. Penggunaan shortening hampir tidak dapat dipisahkan dari proses pengolahan pangan modern.

Pencampuran oleo stearin, lard dan minyak biji kapas yang telah mengalami hidrogenasi, akan membentuk suatu shortening campuran (compound shortening). Pencampuran ini akan menghasilkan shortening dengan konsistensi tertentu, bersifat plastis pada suhu yang lebar, dan tahan lama. Nah, di pasaran, shortening yang mengandung lemak nabati 70-90% dengan campuran lemak hewani, menamakan diri vegetable shortening. Soalnya hewan apakah itu.

Menurut Consumers' Association of Penang, lemak hewan tidak hanya digunakan dalam pembuatan kue, tetapi ada juga yang menambahkannya dalam pembuatan susu bubuk. Selain itu, lemak hewan juga merupakan bahan yang diperlukan dalam pembuatan sabun. Bahan yang dapat berasal dari turunan lemak hewani yang banyak digunakan adalah mono digliserida dan gliserin.

Mono digliserida dapat digunakan sebagai bahan pengemulsi (emulsifier). Sedangkan gliserin banyak ditemukan pada produk-produk kosmetika seperti pasta gigi, sabun, hair conditioner, hand lotion, shaving cream, rouge, pelembab, lipstik, bedak cair, pewarna rambut dan penyegar kulit.

Saat ini, sudah banyak dikembangkan pembuatan margarin dari lemak nabati, misalnya dari kelapa sawit. Namun secara ekonomis lemak babi masih merupakan alternatif, karena cukup murah dan mudah diproduksi.

Kulit Babi

Secara sederhana, kulit babi dapat dibuat kerupuk kulit bermutu tinggi. Di daerah jagal babi Kapuk, Jakarta, sudah menjadi rahasia umum akan banyaknya kerupuk yang berbahan kulit babi. Dalam bentuk kering, kerupuk kulit susah dideteksi dari binatang apa. Yang jelas, kerupuk kulit babi berwarna lebih putih dan cerah. Selain itu, biaya produksinya murah karena kulit babi tak diperhitungkan (limbah).

Selain itu, kulit babi bisa dimetamarfosis menjadi sepatu, tas, dan produk-produk kulit lain. Kulit babi mengandung protein yang didominasi oleh protein kolagen. Kolagen dapat dimurnikan menjadi bahan yang memiliki tekstur kenyal yang sering disebut gelatin. Sebenarnya gelatin banyak diproduksi dari tulang, tetapi dari beberapa penelitian, kulit binatang pun bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku.

Tulang Babi

Sebagaimana kulit, tulang babi juga mengandung kolagen cukup tinggi, yang bisa dimanfaatkan untuk bahan gelatin. Menurut hasil penelitian, gabungan tulang babi dan sapi merupakan kombin-asi terbaik untuk menghasilkan gelatin bermutu tinggi. Tulang binatang juga bisa diproses menjadi arang aktif dengan cara mengarangkan tulang tersebut. Dalam proses pengarangan, tulang diabukan, sehingga bahan organik terbakar habis. Karena kandungan mineral (terutama kalsium) cukup tinggi, bahan akan tersisa menjadi arang. Selanjutnya, dengan proses pembersihan menggunakan metode tertentu, dapat dihasilkan arang aktif.

Arang aktif banyak dibutuhkan dalam proses penyaringan dan penjernihan air, misalnya air minuman kemasan botol. Proses ini banyak dilakukan dalam pengolahan minuman, terutama untuk menghilangkan warna dan bau yang menyimpang. Meskipun tidak banyak, namun penggunaan tulang babi sebagai arang aktif masih dilakukan orang. Sementara itu, taring babi (hutan) bisa digunakan untuk gagang pisau dan produk-produk perleng-kapan pecinta alam lainnya. Jangan lupa, benda pecah-belah keramik anda bisa pula dibikin dari tulang babi.

Bulu Babi

Bulu babi yang kaku, banyak digunakan sebagai bahan pembuatan berbagai jenis sikat, seperti kuas untuk melukis, kuas untuk mengecat, dan bahkan dulu juga digunakan sebagai sikat gigi. Bulu sofa di ruang tamu anda, ada kemungkinan dari babi juga.

Enzim

Dalam pembuatan keju, diperlukan bahan penggumpal yang fungsinya memecah ikatan protein dan lemak, sehingga protein yang terpisah bisa mengendap membentuk dadih. Dadih ini dolah lebih lanjut menjadi keju yang banyak dikonsumsi masyrakat.

Dari segi bahan baku, keju tidak dicurigai sebagai barang haram. Karena sus yang paling baik dan banyak diproduksi adalah susu sapi, unta, dan susu domba. Bahan penggumpallah yang patut dicurigai. Dulu orang menggunakan enzim renin dari lambung anak sapi sebagai penggumpal. Namun lama-kelamaan dirasa kurang ekonomis, karena dapat menghambat pertumbuhan peter-nakan sapi sebagai penghasil daging dan susu yang nilai ekonomisnya lebih tinggi. Akhirnya para peneliti menemukan enzim yang mirip dengan kerja renin yang terdapat pada lambung babi. Secara komersial, bahan penggumpal biasanya berasal dari campuran enzim renin dari sapi dan dari babi dengan perbandingan tertentu. Nama dagangnya rennet.

Serum

Serum dan antiserum banyak dibutuhkan dalam dunia kedokteran untuk berbagai analisa, termasuk pengujian golongan darah. Bahan yang sering digunakan sebagai sumber serum adalah berasal dari babi, karena murah, mudah didapat dan memiliki kemiripan dengan serum manusia.

Usus

Dulu, usus babi merupakan salah satu alternatif bahan selongsong sosis. Saat ini sudah banyak dibuat artificial casing. Salah satu bahan pembuatnya adalah kolagen, yang apa boleh buat, mungkin saja berasal dari babi.



Subject: Awas Makanan Haram : Keju, Mengapa Perlu Sertifikat Halal ?
Date: Wed, 6 Jun 2001 07:32:14 +0700
From: "Syaifuddin Ma'rifatullah"

Bismillaah, Ar-Rahmaan, Ar-Rahiim

Saudaraku yang dirahmati Allah, apakabar ?
Semoga kita semua diberikan kekuatan dan kemudahan oleh Allah untuk melaksanakan segala Petunjuk-Nya dengan benar dan selengkapnya. Semoga dengan itu Allah berkenan mensucikan hati-hati kita dari segala kekotoran yang dapat membatalkan penghambaan kita kepada Allah.

Kembali hamba lanjutkan posting tentang peringatan kehati-hatian terhadap makanan haram dengan selalu memperhatikan jenis makanan yang dikhawatirkan tercermar dengan babi. Kali ini hamba sampaikan tentang KEJU. Keju, hampir tak ada di antara kita yang tidak kenal keju. Banyak kue mue dibuat dari keju. Semuanya enak. Akan tetapi ada baiknya, kita berhati-hati karena produk ini dapat dibuat dari hewani, yang bisa juga dari Babi. Sebagaimana kita tahu, sedikit atau banyak makanan dari babi yang kita konsumsi akan mempengaruhi sifat-sifat atau daya kerja jaringan di dalam tubuh kita juga. Untuk soal ini akan insha Allah, akan ada ahlinya yang menjelaskan kepada kita nanti.

Demikian, sebagai pengantar, mohon maaf dan terima kasih atas segala perhatiannya.
As-Salaamun alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh wa maghfiratuh wa rahmah
Syaifuddin Ma'rifatullah

[Homepage LPPOM-MUI] http://www.halal-mui.or.id


KEJU, MENGAPA PERLU SERTIFIKASI HALAL

Keju adalah makanan yang sudah sangat dikenal masyarakat Indonesia, walaupun konsumsinya agak terbatas pada golongan menengah atas. Makanan ini di samping khas rasanya juga mempunyai kandungan gizi yang sangat tinggi. Tetapi tahukah anda ternyata dalam proses pembuatannya ada bahan yang berpotensial haram?

Asal Muasal Keju

Di dunia ini beredar sekitar 200 jenis keju dengan kekhasannya masing-masing. Selain banyak jenis-jenis keju baru yang muncul, banyak jenis keju yang hilang dari peredaran karena perubahan selera pasar. Beberapa jenis keju yang populer antara lain: Cheddar, Swiss, Cottage, Gouda, Mozarella, Cambert, Brick, Edam dan Requeforti. Perlu diingat itu adalah jenis keju bukan merk.

Berdasarkan catatan sejarah, diperkirakan keju telah dikenal manusia sejak ribuan tahun sebelum masehi, yaitu daerah "Bulan Sabit Subur" diantara sungai Eufrat dan Tigris di Irak. Penggalian arkeologi di Horeis-Aha membuktikan bahwa keju telah dikenal manusia pada tahun 3000 SM. Kini keju telah demikian berkembang dan menjadi makanan yang digemari masyarakat.

Proses pembuatan keju sendiri secara kebetulan. Konon ketika bangsa-bangsa pengembara di Daerah Mediterania (Timur Tengah) bagian timur yang beriklim panas biasa membawa susu sebagai bekal pengembaraannya. Susu yang berasal dari ternak ini disimpan dalam kantong-kantong yang terbuat dari jeroan hewan seperti lambung dan kantong kemih.

Hawa panas disekelilingnya menyebabkan susu terfermentasi dan mengumpal. Gonjangan selama perjalanan menyebabkan gumpalan tadi pecah dan terpisah dari cairan disekitarnya. Ternyata cairan ini menyegarkan dan digunakan sebagai minuman. Sementara gumpalannya diperas dan dengan ditambah sedikit garam dapat dimakan dan awet disimpan sebagai persediaan. Gumpalan inilah yang disebut Keju dan cairannya disebut Whey .

Metode tradisional seperti ini hingga kini masih dipakai di negara-negara Arab untuk membuat keju kering yang disebut khisk. Untuk mengeringkannya khisk dijemur di atap tenda mereka yang terbuat dari kulit binatang.

Bagaimana Membuat Keju ?

Secara umum terdapat dua macam jenis keju.

Pertama keju peram (fermented cheese), yaitu campuran antara keju segar yang diperam dalam suhu dingin sebelum dikonsumsi. Kedua disebut juga proses (processed cheese) yaitu campuran antara keju peram dan keju segar serta bahan-bahan pencampur lain. Keju segar (Green Cheese) ialah keju hasil pemisahan dengan Whey dan belum diapa-apakan.

Meski terdapat bermacam-macam jenis keju, pada dasarnya proses pembuatan keju tetap sama. Bahan-bahan yang diperlukan adalah susu, pengumpal, garam dan mikroba. Susu dimaksud terutama susu sapi atau dapat juga susu mamalia lain seperti susu kuda, kambing, unta, kerbau, kedelai, yak (kedelai tibet) dan lama. Sedangkan penggumpalnya dapat berupa rennet, asam dan garam. Pada umumnya rendemen keju yang dihasilkan 10%. Artinya dari 10 liter dapat dihasilkan 1 kg keju segar.

Biasanya untuk membuat keju, susu sapi segar dipasteurisasi, kemudian ditambah kultur mikroba tertentu jika akan diperam. Lantas ditambahkan penggumpal. Penggumpal ini berfungsi untuk menggumpalkan susu. Gumpalan yang terbentuk diiris-iris agar tepisah dari Whey dibuang dan gumpalan yang tertahan dipadatkan, ditambah garam dan dipres sekaligus dicetak. Inilah yang disebut keju segar. Keju segar ini dapat diproses dan diperam. Pemeraman akan menimbulkan citarasa khas yang berbeda untuk setiap jenis keju. Semakin lama diperam semakin kuat cita rasanya dan tentunya semakin mahal harganya. Lama penyimpanan bervariasi dari hanya beberapa minggu hingga beberapa tahun.

Awas Hati-hati

Penggumpalan yang sering digunakan adalah calf rennet (renet anak sapi) yaitu sejenis enzim yang diekstra dari lambung anak sapi berusia sekitar 3 bulan. Rennet ini disukai karena selain cepat menggumpalkan susu juga menghasilkan keju dengan mutu yang baik.

Akan tetapi akhir-akhir ini rennet anak sapi akan sulit diperoleh. Para peternak lebih menyukai memelihara sapi hingga dewasa untuk diambil dagingnya karena lebih menguntungkan, daripada menyembelihnya semasa muda diambil rennetnya. Akibatnya industri keju kekurangan rennet anak sapi dan kemudian mencari alternatif pengganti.

Banyak alternatif pengganti yang telah ditemukan misalnya rennet tanaman, rennet mikroba, pepsin ayam, kelinci dan akhir-akhir ini di Indonesia ditemukan dari lambung ikan tuna. Di antara pengganti yang banyak digunakan adalah rennet mikroba. Kemudian ditemukan pula bahwa porcine pepsin juga berpotensi sebagai penggumpal.

Disinilah pangkal masalahnya. Porcine pepsi adalah enzim yang diekstrak dari lambung babi. Dari penelitian diketahui bahwa pepsin babi ini mampu menggumpal susu 400 kali lebih tinggi dibandingkan rennet anak sapi. Aktivitas yang terlalu tinggi menghasilkan mutu keju yang tidak terlalu baik. Dan karenanya, sering dicampurkan dengan dengan rennet anak sapi atau mikroba. Alternatif ini banyak dilirik kalangan industri di luar negeri.

Pengumpal yang digunakan membuat keju sangat sedikit. Misalnya untuk membuat 10 kg keju dari 100 liter susu hanya memerlukan 10-45 ml penggumpal atau 0.01-0.045%. dari jumlah itu hanya 3%-8% nya yang masih tertahan dalam keju segar. Persentase ini akan semakin menurun seiring masa penyimpanan pada keju peram.

Jelas akan sulit memdeteksi adanya unsur haram (pepsin babi) pada keju yang menggunakan sebagai penggumpal. Selain jumlah yang sangat kecil, penggumpal (sejenis protein) ini akan bercampur dengan protein keju. Bahkan pada keju peram akan bercampur pula dengan protein enzim yang menghasilkan mikroba yang sengaja ditambahkan pada awal proses. Sehingga semakin sulit membedakan mana protein yang menghasilkan penggumpal, keju atau mikroba.

Hanya dengan menguji orgnoleptik yaitu melihat, meraba, atau mencicipi, kita tidak akan mengetahui jenis penggumpal apa yang digunakan termasuk protein babi tadi. Bahkan uji laboratorium pun akan mengalami kesulitan dalam mendeteksi adanya senyawa ini.

Dari sini kita ketahui dari bahan-bahan penyusun keju yaitu dari susu, garam, mikroba, dan penggumpal, hanya yang terakhir sajalah yang paling kita curigai. Walaupun begitu pada jenis keju proses kita juga perlu hati-hati. Ini disebabkan keju proses dibuat dengan mencampur keju segar, keju peram dan bahan-bahan pencampur lain yang tidak sedikit. Bahan-bahan pencampur inilah yang harus kita perhatikan di samping penggumpal tadi.

Perlu diketahui tidak semua jenis keju penggumpal rennet, baik rennet anak sapi, babi, mikroba, atau rennet tanaman. Jenis keju lunak seperti keju cottage, cream dan neufchatel menggunakan asam sebagai penggumpalnya.

Jika ingin tahu kehalalan suatu produk makanan yang kita konsumsi kita harus tahu bahan-bahan yang digunakan. Dalam kasus keju selain tahu proses embuatannya, kita harus memberi perhatian khusus pada jenis koagulan yang digunakan. Jangan-jangan dia menggunakan porcine pepsin yang berasal dari lambung babi. Biasanya kita bisamengetahui bahan-bahan pembuat keju dari label kemasan. Akan tetapi LP. POM-MUI telah mengeluarkan sertifikat halal untuk berbagai merk keju yang beredar di Indonesia. Sehingga kita dapat mengkonsumsi keju yang bernilai gizi sangat tinggi itu dengan aman dan tanpa was-was.

Mudah-mudahan saja.


Subject: Awas Makanan Haram : Hamburger, Halalkah ?
Date: Wed, 13 Jun 2001 09:54:16 +0700
From: "Syaifuddin Ma'rifatullah"

Bismillaah, Ar-Rahmaan, Ar-Rahiim
Melanjutkan posting seputar kehati-hatian kita terhadap makanan haram, berikut ini kami turunkan sebuah pemikiran dari pengalaman seorang yang pernah bekerja di restoran kampus di luar negeri tentang Hamburger dan lain-lain. Penulisnya adalah Saudara Usman Suhadjo, seorang Dosen pada Universitar Lampung yang menuntut ilmu di Maine Amerika Serikat. Bagi yang memerlukan konfirmasi lebih lanjut silakan menghubungi alamat e-mailnya usman_maine@hotmail.com Tulisan ini pernah diposting ke milis "Islamic Network" is-lam@isnet.org beberapa tahun lampau.

Semoga tulisan ini memberikan sedikit gambaran bagaimana proses makanan semacam Hamburger atau lainnya dimasak dan disajikan hingga sampai ke meja makan kita. Tidak lain harapan kita adalah supaya kita mampu menghindari makanan yang bagi kita haram mengkonsumsinya. Hanya makanan yang halal dan baik sajalah yang dimakan oleh semua orang muslim.

As-Salaamun alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Syaifuddin Ma'rifatullah - Aceh.

From: "Usman Maine"

HAMBURGER, HALALKAH ?

Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Sejak Agustus yang lalu saya berkesempatan kerja part time di dining common campus. Setelah melalui training intensive selama 3 hari, saya mulai bekerja dengan post ditentukan oleh manager. Kadang di Pizza Hut, kadang di Taco Bell, kadang di Grille yang menyiapkan hamburger dan kawan-kawannya, kadang di Deli yang menyiapkan sandwich dan teman-temannya.

Dalam kesempatan ini ingin memberikan informasi penting kepada netter yang menyukai pizza, hamburger (berbagai jenis), sandwich, dan taco. Apa yang ingin saya informasikan ini berkenaan dengan larangan makan daging babi bagi ummat Islam. Dan, apa yang saya sampaikan ini berdasarkan pengalaman saya menyiapkan makanan itu di kantin campus...Univeristy of Maine, di Orono, Maine, USA sejak saya bekerja hingga hari ini.

1. PIZZA

Pizza ada beberapa jenis yang diantaranya ada mengandung bahan dari daging babi.
Pizza yang jelas mengandung bahan dari babi adalah pizza yang di dalamnya ada PEPPERONI. Salah satu bahan pembuat pepperoni adalah bacon (nama lain daging babi). Bacon kadang juga disebut dengan nama Swine atau Pork. Jadi, kalau anda memesan Pizza dan ada pepperoninya, berarti anda memakan daging babi.

Bagaimana dengan pizza yang lain? Misalnya vegetarian pizza (hanya vegetables) atau roast beef pizza? Di dalam pizza itu memang tidak ada daging babinya.
Tapi................ di dalam pizza itu mungkin akan terkontaminasi secara langsung dengan bahan dari babi karena dua hal berikut:

a. Kontaminasi saat menyiapkan pizza.

Orang yang menyiapkan pizza sebelum masuk oven memang pakai sarung tangan steril, tapi tangan itu juga dipakai memegang semua bahan yang dipakai untuk bikin pizza. Artinya, setelah memegang pepperoni [terkontaminasi babi], pembuat pizza tidak mengganti sarung tangannya.

b. Kontaminasi saat memotong pizza.

Setelah pizza keluar dari oven, pizza dipotong-potong dengan sebuah alat pemotong khusus. Alat ini tidak diganti atau dicuci duu setelah dipakai memotong pizza yang ada pepperoninya. Dus, pizza lain yg tidak pakai pepperoni pun terkontaminasi dengan bahan dari daging babi. Saya yakin betul akan hal ini karena saya tahu bagaimana menyiapkan dan memotong pizza.

2. HAMBURGER

Nama umumnya yang benar adalah Burger. Bila bahan dari Ham (cow=sapi) namanya menjadi Hamburger. Hamburger kadang juga disebut dengan quarter pounder. Sebutan ini ada krn ukuran (berat) hamburger itu 1/4 pound.

Bila bahan terbuat dari ayam namanya chiken burger. Kadang juga disebut chiken sandwich. Berdasarkan cara masaknya, chiken burger dibedakan menjadi dua: digoreng atau fry chiken yang sering disebut dengan chiken sandwich; atau di grille (dipanaskan diatas pan panas tanpa minyak) yang disebut chiken mesquite.

Jenis burger yang lain adalah garden burger, yaitu burger yang terbuat dari vegetables tanpa daging. Jenis terakhir adalah fish burger (burger dari ikan) yang juga sering disebut fish sandwich.

Kalau anda pesen Bacon cheese burger...itu berarti di atas hamburger ada cheese dan seiris bacon yang di-grille. Tempat memasak atau alat memasak burger ini standard.. buatan pabrik. Jadi cara menyiapkan burger-burger itu pun akan sama.

Fish burger dan chiken sandwich (fry chiken) dimasak(digoreng) di tempat yang sama...dan terpisah dari hamburger... mesquite... dan garden burger....
Hamburger...mesquite di-grille ditempat yang sama. Di tempat itu juga bacon dalam bentuk irisan tipis itu di-grille. Jadi, chiken mesquite dan hamburger ini dimasak pada "wajan" yang sama dengan bacon.

Jadi, kalau anda makan bacon sheese burger....itu otomatis anda makan daging babi.
Kalau anda makan chicken mosquite atau hamburger saja...anda makan daging yang di-grille (digoreng tanpa minyak) di tempat yang sama dengan tempat menggoreng bacon (daging babi).

3. SANDWICH/SUB

Bacon ini biasanya dimasak dalam jumah banyak karena juga disianpkan untuk Deli...loket yang melayani sandwich ...sub... [bread yang dicampur daging...dan vegetables................]

Sebenarnya...daging untuk sub/sandwich ini sudah ada khusus, yaitu roasted beef [daging sapi panggang], roasted turkey [turkey panggang], atau ground chiken (daging ayam yang diblender lembut sekali. Namun demikian, beberapa customer minta dagingnya diganti dengan bacon. So, tangan yang melayani itu [meski pakai sarung tangan] sudah megang megang bacon kemudian memegang makanan yang anda pesan.

4. TACO

Untuk sementara saya belum bisa memberi informasi apakah di dalam bahan itu ada kandungan unsur daging babinya. Untuk amannya...pesen saja taco yang dagingnya dari ayam.

SARAN DAN JALAN KELUAR

1. Bila ingin makan hamburger....pesanlah chiken sandwich (fry chiken)...atau mintalah fish sandwhich (fish burger).

2. Bila mau makan pizza... pesenlah yang tidak pakai pepperoni. Mintalah pada pegawai yang me-nyiapkan pizza untuk ganti sarung tangan. Dan, mintalah padanya agar pizza tidak usah dipotong....Bila anda tidak berani melakukan hal itu lebih baik tidak usah makan pizza.

3. Bila ingin memesan sandwich (dalam bentuk sub)...bread yang diisi vegetable dan daging... mintalah pada mereka yang melayani anda untuk mengganti sarung tangannya dengan sarung tangan yang baru. Anda tidak perlu sungkan untuk mengatakan hal itu, mereka akan senang melayani Anda. Sebab, mereka tidak tahu bahwa orang Islam tidak boleh makan daging babi. Saran ini juga berlaku bila anda membeli taco. Bila saya sedang bertugas, saya selalu ganti sarung tangan baru begitu mengenali customer yang datang adalah mahasiswa muslim.

Saya tidak tahu bagaimana kondisi di fast food yang lain spt KFC. Kalau di Burger King... McDonald...dan pizza-pizza yang lain design alat yang digunakan sama. Jadi cara mengolahkan masakannya juga sama. Ini saya ketahui dari supervisor saya yang sudah 7 tahun kerja di McDonald dan Burger King.

Saya tidak tahu kondisi pizza-pizza di Indonesia. Bila mereka juga pakai pepperoni, perlu dicek apakah dalam pepperoni itu juga mengandung bacon. Lebih bagus lagi kalau kita punya informasi apakah pepperoni dan bahan-bahan pizza itu juga diimpor dari USA atau disiapkan secara lokal...bila disiapkan secara lokal dan tidak ada baconnya...berarti aman.

Sekian informasi ini...semoga bermanfaat.

Wassalam,


Daftar Emulgator

Assalamu'alaikum Wr.Wb
Dengan senang hati ana kirimkan Daftar Emulgator. Hal ini penting sekali, te rutama untuk Saudara-saudara se-Iman yang berada di Luar Negeri, dimana terlalu banyaknya makanan dan bahan makanan yang kita sendiri tidak tahu sampai sejauh mana ke-halal-annya. Apalagi dalam kemasan itu, tidak lagi ditulis "Babi" tapi sudah diganti dengan berbagai istilah-istilah asing, bahkan sampai membuat Pening kepala. Perlu diingat, kerana ada bahan makanan yang sudah sampai pada peringkat "Syub'hat" yang tinggi (ini istilah ana sendiri !) atau tidak jelas sama sekali, maka dimasukkan kedalam Kategori "Haram".

Daftar ini diambil dari buku Maurice Hanssens, The Brighton Islamic Mission, PO Box 234, Brighton, England. dengan perbandingan Daftar serupa, yang dikeluarkan oleh Organisasi Islam USA. Hanya ada satu kekurangan pada Daftar yang dikeluarkan dari USA yaitu tidak dicantumkannya Istilah aslinya itu dalam Bahasa Kimia. Istilah huruf "E" biasa digunakan di seluruh negara- negara Eropa.

Mohon maaf kalau ada Istilah yang susah dimengerti, karena ini diambil dari terjemahan bahasa Jerman.

Wassalam Wr.Wb
Hamba Allah yang terlalu Dzalim.
Abu Ubaidah


DAFTAR EMULGATOR


Sudah jelas: Alkohol Gelatin

*) Hati-hati: untuk Emulgator, Penguat Rasa, Mono- dan Diglyceride, stabilisator/ Stabillize, Lemak Binatang, Bahan Pemisah dan Bumbu.
E 120 Karmin, Cochenille
E 140 Chlorophyll
E 141 Chlorophyll -ikatan Cu
E 153 Carbo medicinalis
E 160 a Alpha/Beta/Gamma -Carotin
E 161 a Flavoxanthin
E 161 b Lutein
E 161 g Cantaxanthin
E 252 Kaliumnitrat, Salpeter
E 422 Glycerin - hati-hati !! sering ada di Pasta Gigi.
E 430 Polyoxiethylen (8) Stearat
E 431 Polyoxiethylen Stearat
E 432 s/d E 436 Polysorbate
E 470 s/d E 478 Salze (Garam), Mono- dan Diglyceride, Ester (Asam Lemak Makanan)
E 491 Sorbitanmonostearat
E 492 Sorbitantristearat
E 494 Sorbitanmono -Oleat
E 542 Knochonphosphate
E 570 Stearin Acid
E 572 Magnesiumstearat
E 631 Natriuminosinat
E 632 Kaliuminosinat
E 635 Natrium -5'-ribonucleotid
E 913 Wollfett, Lanolin
E 920 L -Cystein, L -Hydrochlorid
E 921 L -Cystin

*) Bahan Pewarna:

E 120 Karmin pure, Cochenille, Karmin Acid, bahan pewarna Natur berwarna merah untuk minuman, dari Alkohol
E 140 Chlorophyll, sesungguhnya dari daun untuk pewarna alam, tapi untuk Industri dihasilkan dari Asam Lemak dan Phosphat yang tidak diketahui asalnya.
E 141 Chlorophyll - ikatan Cu hasil akhir dari Bahan E 140.
E 161 b Lutein, Carotin-Derivat, dihasilkan dari Chlorophyll dimana Asam Lemak dan Phosphat sebagai bahan dasarnya. ( tidak dipakai di Jerman !)
E 161 g Cantaxanthin, dihasilkan dari Lemak Binatang.

*) Bahan Pengawet:

E 252 Kaliumnitrat, Salp eter.

*) Bahan Pelembab:

E 422 Glycerin, sering kali Industri memakai dari tumbuhan, tetapi digunakan pula Minyak dan Lemak yang tak diketahui asalnya.

*) Emulgator dan Stabillized:

E 430 Polyoxiethylen (8) Stearat, dari bahan Dasar Lemak (tidak dipakai di Jerman !)
E 431 Polyoxiethylen Stearat, seperti E 430 (tidak dipakai di Jerman !)
E 470 Natrium-, Kalium-, dan Calcium Acid. dari bahan dasar Lemak.
E 471 Mono- dan Diglyceride, bahan dasar dari E 422 Glycerin atau dari Lemak - Hati-hati sering ada di Ice Cream !!!
E 472 a s/d E 472 f bahan dasar dari E 471
E 473 Sucroester dengan bahan dasar dari Lemak (tidak dipakai di Jerman !)
E 474 Sucroglyceride, disamping bahan dasarnya dari Tumbuhan, juga dari
Lemak Binatang, terutama Babi (tidak dipakai di Jerman !)
E 475 Polyglycerinester, bahan dasarnya dari E 471
E 476 Polyglycerolester, dari minyak Rizinus, meskipun asalnya dari Tumbuhan tapi E 422 (Glycerin) ikut dipakai (tidak dipakai di Jerman !)
E 477 Propylenglycolester, bahan dasarnya dari E 471 (tidak dipakai di Jerman !)
E 478 Asam Susu, dari bahan Glycerin / E 422 (tidak dipakai di Jerman !)

*) Bahan Pemisah :

E 542 Knochenphosphate, dihasilkan dari bermacam tulang binatang. (tidak dipakai di Jerman !)
E 913 Wollfett / Lanolin, dari hewan.

*) Bahan Penyedap :

E 631 Natriumosinat, dari Ekstrak berbagai macam daging Binatang.
E 635 Natrium-5'-ribonucleotid, bahan dasar dari E 631 (tidak dipakai di
Jerman !)

*) Bahan Tepung :

E 920 L-Cystein, L-Cystein-Hydrochlorid dari hewan dan rambut Manusia.

*) Tidak Jelas !!

E 153 Carbo medicinalis berasal dari Hewan dan Tumbuhan.
E 160 a : Alpha/Beta/Gamma-Carotin, berasal dari tumbuhan, tak jelas ! apakah untuk Stabillized dipakai minyak murni dari tumbuhan !
E 161 a : Flavoxanthin, bahan dasar dari E 160 a.
E 432 s/d E 436 Polysorbate, tidak jelas dari bahan dasar apa? (tidak dipakai di Jerman !)
E 491 Sorbitanmonostearat dari bahan dasar E 570 (tidak dipakai di Jerman !)
E 492 Sorbitantristearat dari bahan dasar E 570 (tidak dipakai di Jerman !!)
E 494 Sorbitanmono-Oleat sintetis, tidak jelas, dari Lemak Hewan atau bahan lain. (tidak dipakai di Jerman !!)
E 570 Stearin Acid, seperti E 494
E 572 Magnesiumstearat, dari bahan dasar E 570
E 632 Kaliuminosinat, bahan dasar seperti E 631
E 921 L-Cystin, seperti E 920.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar